Pengalaman Seru Bersama Sahabat Semasa SMA



Sahabat semasa remaja
Credit Photo: Pixabay

Konon katanya masa remaja merupakan masa terindah dalam hidup kita. Ada benar namun juga bisa kebalikannya. Kalau masa remaja saya sih cenderung biasa saja, tidak ada yang menarik. Maklumlah, saya tergolong gadis remaja yang tidak suka bergaul namun memiliki beberapa sahabat.

Jadi ketika saya duduk di bangku kelas 3 SMP, saya memiliki 2 orang sahabat yang meneruskan pendidikan ke jenjang SMA yang sama. Maklum saja, ketika tinggal di Balikpapan yang tergolong kota kecil, lingkup pergaulan kami tidak terlalu luas. Ditambah lagi, orang tua kami bekerja di perusahaan yang sama sehingga kebetulan sekali perusahaan tersebut menyediakan sekolah bagi anak-anak karyawan.

Pengalaman seru justru saya dapatkan ketika memasuki kelas 1 SMA dimana di tahun 1996 (ketahuan donk usia saya, wkwkwk), masih ada sistem plonco namun tidak ekstrim. Biasalah, panitia yang terdiri para kakak kelas selalu menyuruh membawa barang-barang yang sulit untuk didapatkan. Sudah gitu, waktu untuk mendapatkannya mepet sekali. Alhasil, kami berempat memberdayakan Ibu yang di tahun tersebut tentu masih berusia muda dan masih gesit kalau mencari barang untuk keperluan putri mereka.

Ohya, sahabat saya kebetulan perempuan semua dan kami punya karakter masing-masing. Sebur saja namanya Lina yang dulu ketika SMA leletnya minta ampun. Kami disuruh datang jam 15.00 WITA untuk acara penerimaan siswa baru, namun dia datang mepet sekali yaitu pukul 14.45 WITA. Duh kebayang donk dag dig dugnya saya ketika menunggu Lina yang tak kunjung datang ke rumah untuk berangkat ke sekolah bareng.

Kebetulan rumah saya ketika di Balikpapan dijadikan markas kami bertiga untuk berangkat ke sekolah bareng dalam rangka penerimaan siswa baru. Lalu sahabat saya satu lagi bernama Yani, merupakan chef andal nih. Walau masih remaja, Yani punya hobi masak sehingga dia selalu membawa kreasi masakannya ke rumah untuk kami makan bertiga. 

Pengalaman menjalani masa perploncoan itulah yang menjadi pengalaman seru bagi saya di saat SMA. Mungkin sudah 27 tahun berlalu namun saya masih ingat keseruan dalam mempersiapkan printilan untuk pergi ke sekolah.

Seminggu menjalani masa perploncoan, kami bertiga jadi lebih tahu karakter masing-masing. Walau sudah bersahabat dari kelas 2 SMP, namun entah kenapa ketika menjalani masa perploncoan di kelas 1 SMA, kami menjadi lebih dekat dan tahu karakter masing-masing. Saya yang menjadi wasit nih, apalagi kalau Lina sudah mulai lelet maka pasti saya yang akan memarahi dia. Tapi ya begitulah tidak ada emosi yang lama dalam persahabatan. Semua akan kembali normal tanpa rasa emosi.

Setelah masa perploncoan selesai, saya, Lina dan Yani ternyata tidak berada dalam kelas yang sama. Kami bertiga dipisahkan sesuai dengan nilai rapor. Sedih banget sih, namun kami tetap bisa saling bertemu entah di kantin atau perpustakaan.

Baru ketika naik ke kalas 3 SMA, kami dipersatukan kembali karena memilih jurusan yang sama yaitu IPS. Senang sekali kami bisa berkukmpul bersama walau hanya satu tahun saja. Setelah lulus SMA, kami berpencar. Saya di Surabaya, Yani di Jakarta dan Lina tetap berdomisili di Balikpapan.

Pengalaman Bersama Sahabat SMA yang Tak Pernah Terlupakan

Memiliki teman dekat atau sahabat itu memang menyenangkan. Terlebih ketika duduk di bangku sekolah dimana keberadaan sahabat bisa sangat membantu sebagai teman curhat ketika kita kesulitan dalam mata pelajaran tertentu.

Atau misalnya ketika sahabat memiliki rumah jauh dari sekolah, mereka bisa singgah sementara di rumah kita. Seperti yang terjadi dengan saya dan kedua sahabat dimana mereka berdua sering main ke rumah saya bahkan hanya untuk sekadar melepas lelah sebelum melanjutkan ke rumah  masing-masing.

Uniknya ketika Yani datang ke rumah saya hanya untuk membawakan biji buah blewah yang dia dapat dari saudaranya di Pulau Jawa. Kebetulan saudara Yani membawa blewah ke Balikpapan. Setelah blewah dipotong dan dijadikan hidangan di rumah Yani, sahabat saya itu tak kehabisa akal. Yani yang kreatif apalagi berurusan dengan dunia makanan, segera mencuci biji blewah dan membawakan ke rumah saya. Bahkan Yani pula yang menanamkan di halaman belakang rumah saya. Benar-benar pengalaman yang berkesan ketika bersahabat dengan Yani di Balikpapan dulu.

Yani yang selalu kreatif dengan urusan makanan dan tak pernah malas memasak, meskipun di rumah dia harus menjaga dua adiknya yang masing kecil-kecil di kala itu. Wah, saya jadi sedih mengingat kenangan bersama kedua sahabat saya di saat SMA dulu. 

Sekarang Yani dan Lina sudah memiliki kehidupan masing-masing. Mereka sudah memiliki suami dan anak-anak. Saat ini yang masih berkomunikasi melalui Whatsapp hanya Lina dan dia sudah berada di Makasar, Sulawesi Selatan. Sementara Yani saya masih belum tahu lokasinya sebab dia jarang aktif di media sosial juga.

Penutup

Persahabatan ketika kita belum  mengenal media sosial mungkin terasa lebih asyik ya. Ketika tahun 1996, dimana saya bersahabat dengan dua orang gadis remaja yang sangat berbeda karakter, membuat saya menyadari bahwa ternyata dulu saya pernah punya sahabat. 

Yuk, ceritakan pengalaman versi kalian dengan sahabat masing-masing di kolom komentar.

Posting Komentar untuk "Pengalaman Seru Bersama Sahabat Semasa SMA"